Oleh: Jamal Ma'mur Asmani
Ramadhan tahun ke-8 Hijriyah (Desember 630 M.), Nabi Muhammad sukses memasuki Makkah dengan damai tanpa pertumpahan darah. Fathu Makkah ini berawal dari pelanggaran musyrikin Makkah terhadap salah satu butir perjanjian Hudaibiyah. Mereka menyerang suku Khuza'ah yang dilindungi Nabi dan membantu Banu Ka'ab yang dilindungi musyrikin Makkah.
Nabi membawa sepuluh ribu pasukan untuk membebaskan Makkah dari kemusyrikan. Beliau berhasil menghancurkan berhala yang ada di sekitar Ka'bah dan menghilangkan patung dan gambar yang ada di dalamnya.
Sebagian sahabat Nabi berseru; hadza yaumul malhamah (ini hari pertempuran yang sangat seru), lalu Nabi menegurnya: hadza yaumul marhamah (inilah hari kasih sayang). Ketika banyak orang datang menyerahkan diri, Nabi menyambut mereka dengan sabdanya: اذهبوا فأنتم الطلقاء "Silahkan pergi, kamu semua adalah orang-orang bebas".
Hal ini bisa terwujud karena kesadaran penuh bahwa kemenangan datang dari Allah. Nabi Muhammad dan para sahabatnya tidak mempunyai peranan sedikitpun. Kemenangan ini adalah hak wewenang dan milik Allah yang terlaksana dengan perantara mereka atau tanpa mereka.
Allah mewujudkan kehendakNya melalui mereka dan mereka diberi tugas menjaga dan mengawal dan sebagai pemangku amanat (M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Volume 15, h. 692-697). Subhanallah, maha suci Allah. Betapa hebatnya Islam, agama yang selalu menyerukan kedamaian, persaudaraan dan kemanusiaan. Islam berakar kata salima, yang maknanya selamat, aman, dan damai. Ajaran-ajarannya menganjurkan keselamatan dunia akhirat, keamanan dan kedamaian.
Tidak diperbolehkan balas dendam, amarah dan anarkisme. Peradaban yang dibangun Islam bertitik tolak pada musyawarah, keadilan, kesetaraan, dan tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Maka wajar jika KH. A. Mustain Syafii Jombang menyebut Fathu Makkah sebagai revolusi paling damai dalam sejarah.
Meskipun Nabi dan para sahabatnya ketika di Makkah didzalimi, dianiaya, dicaci maki, bahkan terancam diusir dan dibunuh, namun ketika kemenangan diraih yang dikibarkan adalah bendera kasih sayang, kedamaian dan persaudaraan hakiki. Semoga kita umat Islam mampu meneladaninya, amiin amiin amiin.
@Santri
Pati, Senin, 11 Agustus 2025